Ilwis #11 : Cerita Jadi Karya
Hai! Aku jarang sekali seperti ini, tapi kali ini beneran berasa ingin banget cerita di blog tanpa tau apa yang ingin aku ceritain. Aku ga bisa bilang ga punya cerita sama sekali karena bahkan seluruh hidup manusia (setiap detiknya) adalah sebuah cerita bagi yang lain. Tapi beneran bingung mau ceritain apa. Mungkin aku cuma sedikit kesepian dan bingung harus cerita sama siapa. Makanya datang ke tempat ini, ruang ceritaku sendiri.
Kalo dipikir pun, awal aku buat blog dengan nama ashahala ini juga karena aku suka cerita. Awalnya aku hanya menyayangkan catatan harianku yang setelah kubaca berulang, ternyata aku malah dapat banyak pelajaran darinya. Jadi, kupikir aku boleh up ini dengan alasan berbagi pelajaran bersama dengan orang-orang di balik layar virtual yang bersedia membaca goretan-goretan ceritaku.
Lalu setelah itu, setelah berbagai persiapan (termasuk meredam rasa takut), aku up beberapa tulisan #jumatnanti di blog dan dapat respon positif dari orang sekitar. Respon positif itulah yang bikin aku terus nulis sampai hari ini. Aku bahagia ketika orang baca tulisanku, juga ketika mereka suka atau pun relate dengan isinya. Karena itu juga aku akhirnya terus berusaha untuk berkembang.
Langkah pertama yang jadi perkembanganku adalah bikin konten rekomendasi drama Korea. Aku suka banget nonton film dari kecil dan drama Korea adalah bentuk film yang ga pernah bosen aku tonton, bahkan kupikir aku bisa terus nonton itu di usia 80 sekali pun. Mungkin itu juga alasan konten drama Korea ini bertahan sampai sekarang dan jadi topik utama dari ashahala.
Lewat drakor juga aku nambah media lain untuk sampaikan tulisanku, yaitu Instagram. Aku buat instagram ashahala di pertengahan 2022, waktu itu lagi ongoing nonton Love All Play dan hype nunggu drama Insider. Dari sana aku menemukan serunya instagram dibanding blog untuk bahas drama. Soalnya aku bisa up lebih cepat dan rubrik tulisan pun jadi lebih sederhana.
Asli gais! Up review di blog tuh ribet untukku karena aku ingin lebih proper di sana. Aku simpen lebih banyak informasi dan review pun ditulis lebih detail. Contohnya dalam rubrik reviewnya aja, yang terbaru di instagram tuh aku nulis di feed kan, di sana itu aku cuma bahas 4 hal; alasan nonton, sinopsis, review dan rekomendasi. Sedangkan di blog (dulu), aku sampein alasan nonton, sinopsis, first impression, review, memorable scene, pelajaran yang bisa di ambil, dan rekomendasi.
Ga sampe situ, untuk bagian reviewnya pun di blog dulu lebih detail. Kalo di feed sekarang aku bahas hanya beberapa poin yang menonjol dan kurasa harus disampaikan saja. Sedangkan di blog tuh aku malah bahas semuanya mulai dari review alur atau plot, review aktor, review tokoh atau karakter, sampeeee direkomendasiin untuk siapa aja juga aku tulis dengan detail. Makanya, capekkkk.
Terus aku sempet beli domain juga untuk blog waktu itu. Duh, padahal akupun belum begitu paham sistem kerja web seperti apa. Hanya bermodal video-video Youtube dan artikel-artikel tips blogging yang ditulis para blogger, aku jadi beli domain itu. Cukup murah memang, tapi sayang aja untuk blog yang terbengkalai dari waktu ke waktu karena aku masih belum bisa konsisten.
Akhirnya setelah menemukan kenyamanan di instagram, akupun mulai cabut domain itu dan konsep ulang ashahala yang aku mau. Aku dapatkan deh ashahala yang sekarang. Di blog untuk tulisan-tulisan format awal yaitu cerita-ceritaku dan instagram untuk khusus bahas drakor dan tontonan lainnya.
Konsep itu berjalan sekitar setahun setengah (kalo aku ga salah hitung), dan sekarang… aku malah beranak lagi :’). Aku gatau ini kabar baik atau kabar buruk, tapi mungkin bisa menyebalkan (bahkan bagiku) suatu waktu. Huhu, aku memang bertanya-tanya juga kenapa sampai harus buat akun baru. Tapi, begitulah saran dan masukan yang aku terima dari orang sekitar. Baik, coba kuceritakan dari awal ya tentang akun baru tersebut.
Berawal dari second acc ig yang aku buat. Aku tuh udah bertahun-tahun kepikiran untuk buat akun second, tapi bingung faedahnya apa. Maksudku, akun first aja fitur close friendnya ga aku pake. Jadi ga penting banget harus sampe bikin akun baru. Tapi, setelah berbagai paksaan dan bujukan dari orang sekitar (termasuk orang terdekatku waktu itu yang kasih alesan logis banget) untuk aku buat akun itu, akhirnya luluh juga keras kepala ini.
Aku buat akun second dan post tulisan-tulisan yang selama ini aku kurung di satu folder namanya “ini punya zia”. Tulisan-tulisan yang merupakan karya di mataku. Aku masih ragu untuk sebut itu puisi karena banyak fiksi dan narasi juga di dalamnya, aku memang belum begitu banyak belajar puisi jadi agak malu juga kalo sebut itu puisi.
Aku post itu dan ternyata respon 25 orang di akun itu positif. Aku banyak denger feedback positif dari mereka. Ada juga yang kasih saran untuk up itu secara umum. Termasuk orang yang suruh aku buat akun second itu, dia menyayangkan kalo hanya 25 orang itu saja yang baca tulisanku. WOY! GIMANA GA GOYAH HAMBA DIBEGITUKAN?!
Wkwkwk karena waktu itu cuma dia satu-satunya motivatorku, jelas sekali saya tergoda. Akhirnya bermodalkan godaan itu, kubuatlah akun @calala.page. Aku planning dan trial error sekitar dua bulan untuk akhirnya dapat konsep itu. Memang sepele sih gais, tapi percaya deh 'aku ribet'. Ku kira setelah sadar se ribet apa aku di blog dan mulai perbaiki itu di instagram, aku akan lebih efektif dan efisien, taunya tetep aja ribet (btw aku sampe cari temen yang bisa one line art buat colab demi konsep itu).
Huhu, aku harap kedepannya ashahala ga beranak apapun lagi ya. Ini aja aku heboh sendiri berasa paling sibuk sedunia karena gabisa handle semuanya bersamaan. Niatnya ingin konsisten, hasilnya ya seadanya seniatnya aja. Walau gitu, aku percaya ini langkah baik untuk aku syukuri nantinya. Semoga ya.
Waduhhh, mana ini yang katanya ga punya topik? Ada juga nih bahasan. Agak lega ya udah cerita. Aku nulis ini dua kali, setengah waktu bener-bener ingin cerita tapi ga selesai. Makanya setengah terakhir aku tulisnya waktu greget ada draft tulisan yang ga terencana seperti ini. Aku menemukan hal baru juga waktu nulis setengah terakhir. Gaya nulisku robah ga sih gais? Apa perasaanku doang ya? Kayanya karena lama nyiapin calala.page, tata bahasaku jadi ke arah sana juga. Begitulah.
Komentar
Posting Komentar